Sholat musafir
Sholatnya Musafir, Orang musafir (orang yang sedang dalam bepergian) dibolehkan mengqashar (mengurangi bilangan rakaat) dari sholat golongan empat rakaat, juga dibolehkan menjama’ (menghimpun) antara shalat Dhuhur dengan Ashar dan shalat Maghrib dengan Isya’ baik secara taqdim
(mendahulukan : Dhuhur dengan Ashar dikerjakan waktu Dhuhur, Maghrib dengan Isya’ dikerjakan waktu Maghrib)
dan boleh secara ta’khir (mengakhirkan : Dhuhur dengan Ashar dikerjakan waktu Ashar, Maghrib dan Isya’ dikerjakan waktu Isya’).
Syarat-syarat agar mengqashar menjadi sah :
1. Jarak musafir itu sejauh dua marhalah yang sama dengan perjalanan sehari semalam menurut jalannya binantang yang bermuatan (kurang lebih dua belas mil, yang satu milnya sama dengan 4000 langkah, atau kira-kira 80 kilometer).
2. Orang musafir itu bertujuan pergi ke tempat yang ditentukan.
3.Perginya (safarnya) orang itu bukan untuk bermaksiat.
4. Orang musafir itu supaya berniat mengqashar sholatnya pada setiap melakukan sholat yang diqashar.
5. Orang yang musafir jangan bermakmum kepada orang mukim (orang yang menetap dan tidak musafir).
Syaratnya jama’ taqdim :
1. Musafir itu melakukan sholat yang memiliki waktu taqdim (yaitu, waktu Dhuhur dan Maghrib).
2. Supaya berniat melakukan jama’ pada saat melakukan sholat yang pertama.
3. Supaya melakukan muwalat antara dua sholat yang di jama’, jadi antara sholat yang pertama dengan sholat yang kedua jarak waktunya jangan terlampau lama dipisahkan (pendek saja).
4. Jangan sampai safarnya terputus sebelum masuk waktu yang kedua.
Syaratnya jama’ ta’khir :
1. Niat melakukan jama’ ta’khir pada waktu mengerjakan sholat yang pertama.
2. Masih tetap dalam keadaan musafir hingga selesainya kedua sholat yang di jama’.
Sholatnya Musafir, Orang musafir (orang yang sedang dalam bepergian) dibolehkan mengqashar (mengurangi bilangan rakaat) dari sholat golongan empat rakaat, juga dibolehkan menjama’ (menghimpun) antara shalat Dhuhur dengan Ashar dan shalat Maghrib dengan Isya’ baik secara taqdim
(mendahulukan : Dhuhur dengan Ashar dikerjakan waktu Dhuhur, Maghrib dengan Isya’ dikerjakan waktu Maghrib)
dan boleh secara ta’khir (mengakhirkan : Dhuhur dengan Ashar dikerjakan waktu Ashar, Maghrib dan Isya’ dikerjakan waktu Isya’).
Syarat-syarat agar mengqashar menjadi sah :
1. Jarak musafir itu sejauh dua marhalah yang sama dengan perjalanan sehari semalam menurut jalannya binantang yang bermuatan (kurang lebih dua belas mil, yang satu milnya sama dengan 4000 langkah, atau kira-kira 80 kilometer).
2. Orang musafir itu bertujuan pergi ke tempat yang ditentukan.
3.Perginya (safarnya) orang itu bukan untuk bermaksiat.
4. Orang musafir itu supaya berniat mengqashar sholatnya pada setiap melakukan sholat yang diqashar.
5. Orang yang musafir jangan bermakmum kepada orang mukim (orang yang menetap dan tidak musafir).
Syaratnya jama’ taqdim :
1. Musafir itu melakukan sholat yang memiliki waktu taqdim (yaitu, waktu Dhuhur dan Maghrib).
2. Supaya berniat melakukan jama’ pada saat melakukan sholat yang pertama.
3. Supaya melakukan muwalat antara dua sholat yang di jama’, jadi antara sholat yang pertama dengan sholat yang kedua jarak waktunya jangan terlampau lama dipisahkan (pendek saja).
4. Jangan sampai safarnya terputus sebelum masuk waktu yang kedua.
Syaratnya jama’ ta’khir :
1. Niat melakukan jama’ ta’khir pada waktu mengerjakan sholat yang pertama.
2. Masih tetap dalam keadaan musafir hingga selesainya kedua sholat yang di jama’.