Merangkul Masyarakat Budha.
Sesudah berhasil menarik umat Hindu ke dalam agama Islam hanya karena sikap toleransinya yang tinggi, yaitu menghormati sapi yang dikeramatkan umat Hindu dan membangun menara masjid mirip candi Hindu.
Kini Sunan Kudus bermaksud menjaring umat Budha.
Caranya?
Memang tidak mudah, harus kreatif dan bersifat tidak memaksa.
Sesudah masjid berdiri, Sunan Kudus membuat padasan atau tempat berwudhu dengan pancuran yang berjumlah delapan.
Masing-masing pancuran diberi arca Kepala Kebo Gumarang di atasnya.
Hal ini disesuaikan dengan ajaran Budha "Jalan berlipat delapan" atau "Asta Sanghika Marga", yaitu:
Usahanya itupun membuahkan hasil, banyak umat Budha yang penasaran, untuk apa Sunan Kudus memasang lambang wasiat Budha itu di padasan atau tempat berwudhu.
Sehingga mereka berdatangan ke masjid untuk mendengarkan keterangan Sunan Kudus.
Sesudah berhasil menarik umat Hindu ke dalam agama Islam hanya karena sikap toleransinya yang tinggi, yaitu menghormati sapi yang dikeramatkan umat Hindu dan membangun menara masjid mirip candi Hindu.
Kini Sunan Kudus bermaksud menjaring umat Budha.
Caranya?
Memang tidak mudah, harus kreatif dan bersifat tidak memaksa.
Masing-masing pancuran diberi arca Kepala Kebo Gumarang di atasnya.
Hal ini disesuaikan dengan ajaran Budha "Jalan berlipat delapan" atau "Asta Sanghika Marga", yaitu:
- Harus memiliki pengetahuan yang benar.
- Mengambil keputusan yang benar.
- Berkata yang benar.
- Hidup dengan cara yang benar.
- Bekerja dengan benar.
- Beribadah dengan benar.
- Dan menghayati agama dengan benar.
Usahanya itupun membuahkan hasil, banyak umat Budha yang penasaran, untuk apa Sunan Kudus memasang lambang wasiat Budha itu di padasan atau tempat berwudhu.
Sehingga mereka berdatangan ke masjid untuk mendengarkan keterangan Sunan Kudus.