Terlarang Meloncati Ayat Sajdah Karena Alasan Supaya Tidak Sujud
Ibnu Qudamah mengatakan, “Dimakruhkan melakukan ikhtishorus sujud yaitu melompati ayat sajadah agar tidak bersujud. Yang berpendapat seperti ini adalah Asy Sya’bi, An Nakho’i, Al Hasan, Ishaq. Sedangkan An Nu’man, sahabatnya Muhammad dan Abu Tsaur memberi keringanan dalam hal ini.” Ibnu Qudamah lalu mengatakan,
وَلَنَا أَنَّهُ لَيْسَ بِمَرْوِيٍّ عَنْ السَّلَفِ فِعْلُهُ ، بَلْ كَرَاهَتُهُ
وَلَنَا أَنَّهُ لَيْسَ بِمَرْوِيٍّ عَنْ السَّلَفِ فِعْلُهُ ، بَلْ كَرَاهَتُهُ
“Menurut kami, tidak ada diriwayatkan dari seorang salaf pun yang melakukan semacam ini (yaitu melompati ayat sajadah agar tidak melakukan sujud tilawah), bahkan mereka (para salaf) memakruhkan hal ini.” (Lihat Al Mughni, 3/103)
Memaksakan Membaca Ayat Sajdah dalam Shalat Shubuh Hari Jum’at
Sebagian Imam Shalat Shubuh memaksakan supaya ada sujud tilawah pada shalat Shubuh Hari Jum’at. Memang benar Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam– melaksanakan sujud tilawah pada shalat tersebut karena membaca ayat sajadah dalam surat As Sajdah. Namun apakah hal tersebut menunjukkan bahwa beliau mengkhususkan sujud tilawah ataukah menganjurkan membaca surat As Sajdah-nya?
Ada Sunnahnya
Dari Abu bu Hurairah, beliau berkata,
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَقْرَأُ فِى الصُّبْحِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِ (الم تَنْزِيلُ) فِى الرَّكْعَةِ الأُولَى وَفِى الثَّانِيَةِ هَلْ أَتَى عَلَى الإِنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Ini jadi dalil dalam madzhab Syafi’i -madzhab kami- dan yang sependapat dengan kami bahwa dianjurkan membaca surat As Sajdah dan surat Al Insan pada hari Jum’at saat shalat Shubuh.” (Syarh Shahih Muslim, 6: 150).
Salah Persepsi
Berikut dijelaskan oleh Ibnul Qayyim,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca pada shalat Shubuh hari Jum’at surat Alif Lam Mim Tanzil (surat As Sajdah) dan surat Hal Ataa ‘alal Insani (surat Al Insan). Kebanyakan orang yang tidak memiliki ilmu menyangka bahwa yang dimaksud ketika shalat Shubuh hari Jum’at adalah mengadakan sujud tambahan yang mereka sebut dengan “sajadah jum’at“. Jika surat As Sajdah tidak dibaca, maka dianjurkan -menurut mereka- untuk membaca surat lain yang terdapat ayat sajadah. Karena ada sebab semacam ini, ada ulama yang memakruhkan merutinkan membaca surat tadi pada Shubuh hari Jum’at supaya orang yang tidak punya ilmu tidak salah paham akan hal ini.
Aku pernah mendengar Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca dua surat tersebut di Shubuh Hari Jum’at karena kedua surat itu menjelaskan kejadian-kejadian besar pada hari Jum’at. Di hari Jum’at, Adam diciptakan. Di hari tersebut, kita teringat akan terjadinya kiamat dan manusia akan dikumpulkan. Itu terjadi pada hari Jum’at. Jadi surat tersebut dibaca untuk mengingat apa yang terjadi pada hari Jum’at dan apa yang akan terjadi pada hari tersebut. Jadi sujud tilawah hanyalah ikutan dan bukan tujuan utama sampai-sampai ingin memaksakan tetap ada sujud tilawah. Dan penjelasan ini menunjukkan kekhususan hari Jum’at dibanding hari lainnya. (Zaadul Ma’ad, 1: 364).
Jadi, yang dianjurkan adalah membaca surat As Sajdah dan surat Al Insan pada Shubuh hari Jum’at. Bukan yang dimaksud dari sunnah tersebut adalah membaca surat lainnya yang terdapat ayat sajdah di dalamnya. Ini menunjukkan, kita Wallahu a’lam.
Ada Sunnahnya
Dari Abu bu Hurairah, beliau berkata,
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَقْرَأُ فِى الصُّبْحِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِ (الم تَنْزِيلُ) فِى الرَّكْعَةِ الأُولَى وَفِى الثَّانِيَةِ هَلْ أَتَى عَلَى الإِنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca pada shalat Shubuh di hari Jum’at “Alif Lamim Tanzil …” (surat As Sajdah) pada raka’at pertama dan “Hal ataa ‘alal insaani hiinum minad dahri lam yakun syai-am madzkuro” (surat Al Insan) pada raka’at kedua.” (HR. Muslim no. 880)
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Ini jadi dalil dalam madzhab Syafi’i -madzhab kami- dan yang sependapat dengan kami bahwa dianjurkan membaca surat As Sajdah dan surat Al Insan pada hari Jum’at saat shalat Shubuh.” (Syarh Shahih Muslim, 6: 150).
Salah Persepsi
Berikut dijelaskan oleh Ibnul Qayyim,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca pada shalat Shubuh hari Jum’at surat Alif Lam Mim Tanzil (surat As Sajdah) dan surat Hal Ataa ‘alal Insani (surat Al Insan). Kebanyakan orang yang tidak memiliki ilmu menyangka bahwa yang dimaksud ketika shalat Shubuh hari Jum’at adalah mengadakan sujud tambahan yang mereka sebut dengan “sajadah jum’at“. Jika surat As Sajdah tidak dibaca, maka dianjurkan -menurut mereka- untuk membaca surat lain yang terdapat ayat sajadah. Karena ada sebab semacam ini, ada ulama yang memakruhkan merutinkan membaca surat tadi pada Shubuh hari Jum’at supaya orang yang tidak punya ilmu tidak salah paham akan hal ini.
Aku pernah mendengar Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca dua surat tersebut di Shubuh Hari Jum’at karena kedua surat itu menjelaskan kejadian-kejadian besar pada hari Jum’at. Di hari Jum’at, Adam diciptakan. Di hari tersebut, kita teringat akan terjadinya kiamat dan manusia akan dikumpulkan. Itu terjadi pada hari Jum’at. Jadi surat tersebut dibaca untuk mengingat apa yang terjadi pada hari Jum’at dan apa yang akan terjadi pada hari tersebut. Jadi sujud tilawah hanyalah ikutan dan bukan tujuan utama sampai-sampai ingin memaksakan tetap ada sujud tilawah. Dan penjelasan ini menunjukkan kekhususan hari Jum’at dibanding hari lainnya. (Zaadul Ma’ad, 1: 364).
Jadi, yang dianjurkan adalah membaca surat As Sajdah dan surat Al Insan pada Shubuh hari Jum’at. Bukan yang dimaksud dari sunnah tersebut adalah membaca surat lainnya yang terdapat ayat sajdah di dalamnya. Ini menunjukkan, kita Wallahu a’lam.